Menghidupkan kembali maritim atau bahari dan tradisi laut kita. Di mana tanggal 13 Desember nanti akan ada Hari Bahari Nasional, Hari Laut. Tujuannya sederhana saja, yaitu memulai proses, mengembangkan orientasi laut dalam budaya kita. Ir. Soekarno pun pernah berkata " Usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut kembali. Bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga, bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yang kesibukan di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri. "
Itu berarti kekuatan utama Indonesia ada di Laut ! tapi kenapa Indonesia belum mampu memanfaatkannya semaksimal mungkin ? menurut saya, apa yang telah saya baca yakni UUD 1945 menyatakan, ”Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan” (Pasal 33 Ayat 1); ”Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara” (Pasal 33 Ayat 2); ”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat” (Pasal 33 Ayat 3). Namun kenyataannya belum mampu memakmurkan rakyat, mari gelorakan nusantara berpulau-pulau ekplorasi lebih luas maritim kita memanfaatkannya serta melestarikannya untuk anak cucu bangsa kita. Dalam rangka pemanfaatan laut bagi kemakmuran bangsa, sekaligus untuk mengembangkan kembali budaya bahari bangsa, yang tujuan akhirnya penguasaan laut nasional yang dapat menegakkan harga diri bangsa, Indonesia mampu jaya dengan maritim kita tengok pada era Kerajaan Sriwijaya, Majapahit hingga Demak, nusantara tampil sebagai kekuatan besar dengan kekuatan maritimnya serta pemanfaatan maritimnya yang disegani negara di kawasan Asia dan dunia. Kerajaan-kerajaan tersebut dulu mampu menyatukan wilayah nusantara dan disegani bangsa lain karena kehebatan armada niaga, keandalan manajemen transportasi laut, dan armada militer yang mumpuni. Sejarah telah mencatat dengan tinta emas, bahwa Sriwijaya dan Majapahit pernah menjadi center of excellence di bidang maritim, kebudayaan, dan agama di seluruh wilayah Asia Tenggara.
Bangsa Indonesia sebenarnya memiliki darah, watak dan budaya maritim yang kuat. Namun semua itu semakin memudar seiring peralihan zaman. Agar kembali pada hakikatnya sebagai bangsa yang besar, masyarakat Indonesia harus kembali memiliki wawasan maritim. Dibandingkan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara, Indonesia memiliki keunggulan budaya bahari secara alamiah. Berkurangnya budaya bahari lebih disebabkan kurang perhatian pemerintah terhadap pembangunan maritim. Padahal, kebudayaan maritim merupakan kunci dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kurang bukti apalagi kalau kita adalah bangsa yang luas, bangsa yang kuat dan bangsa yang makmur dengan membudayakan kembali maritim serta mengembangkan wawasan maritim !.
Tentang penulis : Nenek moyangku adalah seorang pelaut, ini didasarkan pada kenyataan bahwa indonesia memiliki laut yang sangat luas, bahkan lebih luas dari daratannya sendiri. Siapa yang tidak tau pepatah tersebut tapi memang berawal dari keinginan ayah yang menginginkan aku menjadi seorang Angkatan Laut seperti kakekku, setelah lulus dari SMP sempat mendaftar di Balai Pelatihan Dan Pendidikan Ilmu Pelayaran Surabaya namun hatiku merasa kurang pas, aku lebih memilih masuk SMK. Mulai tertarik berkeliling di laut bersama TNI AL sejak mendaftar pelaksanaan Sail Tomini 2015, namun belum beruntung dan saya tidak akan menyerah, akan terus mencoba meraih keinginanku dan mungkin sedikit membahagiakan Ayahku ! Budaya Maritim Indonesia, Jaya Maritim Indonesia !
Dikutip dari beberapa tulisan yang saya baca.
http://www.enj2016.info/
Itu berarti kekuatan utama Indonesia ada di Laut ! tapi kenapa Indonesia belum mampu memanfaatkannya semaksimal mungkin ? menurut saya, apa yang telah saya baca yakni UUD 1945 menyatakan, ”Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan” (Pasal 33 Ayat 1); ”Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara” (Pasal 33 Ayat 2); ”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat” (Pasal 33 Ayat 3). Namun kenyataannya belum mampu memakmurkan rakyat, mari gelorakan nusantara berpulau-pulau ekplorasi lebih luas maritim kita memanfaatkannya serta melestarikannya untuk anak cucu bangsa kita. Dalam rangka pemanfaatan laut bagi kemakmuran bangsa, sekaligus untuk mengembangkan kembali budaya bahari bangsa, yang tujuan akhirnya penguasaan laut nasional yang dapat menegakkan harga diri bangsa, Indonesia mampu jaya dengan maritim kita tengok pada era Kerajaan Sriwijaya, Majapahit hingga Demak, nusantara tampil sebagai kekuatan besar dengan kekuatan maritimnya serta pemanfaatan maritimnya yang disegani negara di kawasan Asia dan dunia. Kerajaan-kerajaan tersebut dulu mampu menyatukan wilayah nusantara dan disegani bangsa lain karena kehebatan armada niaga, keandalan manajemen transportasi laut, dan armada militer yang mumpuni. Sejarah telah mencatat dengan tinta emas, bahwa Sriwijaya dan Majapahit pernah menjadi center of excellence di bidang maritim, kebudayaan, dan agama di seluruh wilayah Asia Tenggara.
Bangsa Indonesia sebenarnya memiliki darah, watak dan budaya maritim yang kuat. Namun semua itu semakin memudar seiring peralihan zaman. Agar kembali pada hakikatnya sebagai bangsa yang besar, masyarakat Indonesia harus kembali memiliki wawasan maritim. Dibandingkan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara, Indonesia memiliki keunggulan budaya bahari secara alamiah. Berkurangnya budaya bahari lebih disebabkan kurang perhatian pemerintah terhadap pembangunan maritim. Padahal, kebudayaan maritim merupakan kunci dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kurang bukti apalagi kalau kita adalah bangsa yang luas, bangsa yang kuat dan bangsa yang makmur dengan membudayakan kembali maritim serta mengembangkan wawasan maritim !.
Tentang penulis : Nenek moyangku adalah seorang pelaut, ini didasarkan pada kenyataan bahwa indonesia memiliki laut yang sangat luas, bahkan lebih luas dari daratannya sendiri. Siapa yang tidak tau pepatah tersebut tapi memang berawal dari keinginan ayah yang menginginkan aku menjadi seorang Angkatan Laut seperti kakekku, setelah lulus dari SMP sempat mendaftar di Balai Pelatihan Dan Pendidikan Ilmu Pelayaran Surabaya namun hatiku merasa kurang pas, aku lebih memilih masuk SMK. Mulai tertarik berkeliling di laut bersama TNI AL sejak mendaftar pelaksanaan Sail Tomini 2015, namun belum beruntung dan saya tidak akan menyerah, akan terus mencoba meraih keinginanku dan mungkin sedikit membahagiakan Ayahku ! Budaya Maritim Indonesia, Jaya Maritim Indonesia !
Dikutip dari beberapa tulisan yang saya baca.
http://www.enj2016.info/
Komentar
Posting Komentar